Kalau kamu pernah pusing ngurusin parkiran—mulai dari antrean panjang, karcis yang suka hilang, sampai data kendaraan yang berantakan—sebenarnya semua itu bisa banget diberesin kalau ada Sistem Informasi Parkir yang rapi. Dan salah satu cara untuk merancang sistem yang rapi itu adalah dengan menggunakan DFD atau Data Flow Diagram.
Di artikel ini, aku bakal nemenin kamu buat memahami apa itu DFD, seperti apa DFD untuk sistem informasi parkir, dan kenapa ini penting banget kalau kamu lagi bikin atau mengembangkan sistem parkir yang modern.
Apa Itu DFD (Data Flow Diagram)?
Oke, sebelum makin jauh, kita samain dulu persepsi.
DFD adalah diagram alur data—gambaran visual tentang bagaimana data mengalir di dalam sebuah sistem.
Di dalam DFD, biasanya ada beberapa elemen penting:
Entitas eksternal: pihak luar yang berinteraksi dengan sistem, misalnya petugas parkir atau pengguna.
Proses: aktivitas yang mengolah data, misalnya “Input Data Kendaraan”.
Data store: tempat penyimpanan data, contohnya database kendaraan.
Alur data (data flow): arah perpindahan data dari satu elemen ke elemen lainnya.
Dengan DFD, kamu bisa melihat bagaimana sebuah sistem bekerja secara keseluruhan tanpa harus ribet dulu mikirin kode atau teknis lainnya.
Kenapa DFD Penting untuk Sistem Informasi Parkir?
Kamu mungkin bertanya, “Emang sepenting itu ya?”
Jawabannya: iya banget.
Karena:
DFD bikin kamu paham komponen apa saja yang harus ada di sistem.
Bantu developer atau tim IT biar nggak salah arah saat ngebangun aplikasinya.
Meminimalisir miskomunikasi antara pengelola parkir dan pembuat sistem.
Jadi dokumentasi awal yang rapi dan profesional.
Intinya, DFD itu blueprint yang bikin sistem parkir kamu bisa berjalan mulus sejak awal perencanaan.
DFD Level 0 Sistem Informasi Parkir (Diagram Konteks)
Di level paling atas, kita cuma fokus pada gambaran besar sistemnya aja.
Kira-kira konteksnya seperti ini:
Entitas eksternal:
- Pengguna / Pengendara
- Petugas Parkir
- Admin Sistem
Proses utama:
Sistem Informasi Parkir
Alur data:
Pengendara memberikan info kendaraan → sistem
Sistem mengeluarkan tiket parkir → pengendara
Petugas mencatat masuk/keluar kendaraan
Admin mendapatkan laporan pendapatan dan data parkir
Gampang kan? Ini semacam peta makro sebelum masuk detail.
DFD Level 1 Sistem Informasi Parkir
Nah, di tahap ini proses utamanya dipecah jadi proses-proses lebih kecil. Biasanya, sistem parkir terdiri dari:
1. Proses Pencatatan Kendaraan Masuk
Kamu atau petugas memasukkan data:
- Plat nomor
- Waktu masuk
- Jenis kendaraan
Data ini dikirim ke data store dan sistem otomatis bikin tiket.
2. Proses Pencatatan Kendaraan Keluar
Di tahap ini, sistem akan:
- Ambil data kendaraan
- Hitung durasi parkir
- Kalkulasi biaya
- Cetak struk pembayaran
3. Proses Pembayaran
Data biaya dikirim ke kasir atau sistem pembayaran otomatis.
Setelah dibayar, status kendaraan berubah jadi “selesai”.
4. Proses Laporan
Admin butuh data harian/bulanan:
- Jumlah kendaraan
- Pendapatan
- Jam sibuk parkir
- Persentase keterisian
Sistem menyediakan semuanya secara otomatis.
DFD Level 2 (Jika Dibutuhkan)
Kalau sistem makin kompleks—misalnya terintegrasi dengan sensor IoT, QR Code, atau pembayaran digital—kamu bisa memecah proses dalam DFD Level 1 menjadi lebih detail lagi.
Misalnya:
Proses Scan QR → Validasi Tiket → Generate Exit Code
Proses Sensor Gate → Update Slot Parkir Otomatis
Sesuaikan saja dengan kebutuhan proyekmu.
Gambar DFD
1.Gambar DFD Level 0 (Konteks Diagram)
2.DFD level 1 sistem parkir
3.DFD level 2 Sistem parkir
Penutup / Kesimpulan
Nah, itu tadi penjelasan lengkap tapi santai tentang DFD Sistem Informasi Parkir. Aku berharap kamu sekarang punya gambaran lebih jelas tentang alur sistem parkir yang modern dan tertata.
Kalau kamu lagi ngerjain tugas, bikin proyek sistem, atau bahkan mau mengembangkan aplikasi parkir sendiri, memahami DFD adalah langkah awal yang nggak boleh dilewatkan.


